Permasalahan Dasar Ekonomi

Permasalahan Dasar Ekonomi

Ilmu ekonomi pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia dan interaksi diantara manusia. Seluruh manusia tanpa memandang gender, suku bangsa, agama, pendidikan, status sosial dan sebagainya, memiliki kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas. Saat satu kebutuhan atau keinginan terpenuhi, akan muncul kebutuhan atau keinginan berikutnya, demikian seterusnya. Disisi yang lain, sumber daya yang dimiliki manusia untuk memenuhi seluruh kebutuhan dan keinginan tersebut adalah terbatas. Oleh karena itu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya, manusia harus membuat pilihan-pilihan, yaitu kebutuhan atau keinginan yang mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu.


Sebagai makhluk yang rasional, pilihan-pilihan yang dibuat oleh manusia tersebut dibuat dengan mempertimbangkan tingkat kepuasan maksimal yang dapat dicapai dari pilihan tersebut dengan mengalokasikan sumber daya terbatas yang dimilikinya secara efisien. Misalnya, pada saat yang sama, seseorang perlu membeli pakaian yang baru dan memperbaiki telepon genggam yang rusak, namun uang (sumber daya) yang dimilikinya saat ini tidak cukup untuk melakukan kedua-duanya, sehingga ia harus memilih. Pilihan yang akan diambil adalah pilihan yang memaksimalkan tingkat kepuasan yang akan didapatnya dari pilihan tersebut. Setiap orang akan memiliki rasional (latar belakang) dan pertimbangan sendiri (subyektif) dalam membuat pilihan-pilihan.



Dalam kondisi diatas, seseorang akan memilih membeli pakaian baru daripada memperbaiki telepon genggam yang rusak jika ia merasa bahwa memiliki pakaian baru saat ini adalah lebih penting daripada memperbaiki telepon genggam. Namun, orang yang lain, jika dihadapkan pada kondisi yang sama, mungkin saja memilih memperbaiki telepon genggam karena dianggap lebih mendesak daripada membeli pakaian baru. Tindakan yang dilakukan manusia untuk memaksimalkan kepuasan atau keuntungannya disebut dengan tindakan ekonomis. Kondisi dimana sumber daya yang dimiliki manusia terbatas sedangkan kebutuhan dan keinginan tidak terbatas memunculkan kondisi yang disebut dengan kelangkaan (scarcity). Kelangkaan merupakan masalah inti atau masalah dasar ekonomi. Kelangkaan adalah suatu keadaan dimana sesuatu produk baik barang atau jasa tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi keinginan semua orang tanpa pengorbanan (dalam bahasa yang lebih mudah: “tanpa perlu membayar” atau at zero price).

Jadi bagaimana menentukan siapa yang akan memperoleh sesuatu tersebut? Jalan keluarnya adalah dengan menetapkan harga atas sesuatu tersebut. Dengan kata lain, barang atau jasa disebut langka jika memiliki harga yang harus dibayar jika seseorang ingin mendapatkannya. Hampir seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi oleh individu atau masyarakat secara keseluruhan memiliki harga yang harus dibayar. Jadi hanya mereka yang memiliki cukup uang (sumber daya) yang dapat memperoleh sesuatu tersebut. Dengan kata lain, kelangkaan akan barang dan jasa mengakibatkan adanya seleksi untuk memperoleh barang atau jasa tersebut. Barang-barang yang hanya dapat diperoleh dengan melalui pengorbanan (membayar atau mengeluarkan biaya) disebut dengan barang-barang ekonomis. Dengan kata lain, barang ekonomis adalah barang-barang yang memiliki harga yang harus dibayar.

Hampir seluruh barang dan jasa yang dikonsumsi oleh individu atau masyarakat secara keseluruhan memiliki harga yang harus dibayar. Mengapa diantara semua barang langka, barang langka yang satu lebih tinggi harganya (lebih mahal) daripada yang lain? Hal ini terjadi karena adanya perbedaan tingkat kelangkaan. 

Semakin langka suatu barang atau jasa semakin tinggi harganya. Masalah inti ekonomi berupa kelangkaan kemudian melahirkan masalah lain, khususnya dalam lingkup suatu negara, yaitu bagaimana mengelola sumber daya yang dimiliki yang jumlahnya terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tidak terbatas dari seluruh penduduk suatu negara. Oleh karena itu, masalah ekonomi moderen dirumuskan menjadi lebih spesifik, yaitu: Barang apa yang akan diproduksi, bagaimana barang tersebut diproduksi, untuk siapa barang tersebut diproduksi (Sutatmi, 1997).


Post a Comment

Previous Post Next Post