Materi Lengkap Zaman Prasejarah (IPS Kelas 7)
Pendahuluan: Mengenal Zaman Prasejarah
Selamat datang di masa lalu yang sangat jauh! Zaman prasejarah adalah periode dalam sejarah manusia sebelum ditemukannya tulisan. Artinya, kita tidak memiliki catatan tertulis dari masa ini. Lalu, bagaimana kita bisa tahu tentang kehidupan mereka? Kita mempelajarinya melalui peninggalan-peninggalan yang mereka tinggalkan, seperti alat-alat, fosil manusia dan hewan, serta sisa-sisa kebudayaan lainnya.
Mempelajari zaman prasejarah penting agar kita bisa memahami asal-usul manusia, bagaimana cara hidup mereka berkembang, dan bagaimana kebudayaan pertama terbentuk. Di Indonesia, banyak sekali ditemukan peninggalan prasejarah yang menunjukkan bahwa wilayah kita memiliki sejarah yang sangat kaya.
Pembagian Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah dapat dibagi berdasarkan dua pendekatan utama:
A. Berdasarkan Ilmu Geologi (Pembentukan Bumi)
Ilmu geologi mempelajari tentang lapisan-lapisan bumi dan perubahan yang terjadi padanya. Berdasarkan geologi, zaman prasejarah dibagi menjadi beberapa era:
1. Zaman Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua)
- Berlangsung sekitar 340 juta tahun.
- Mulai muncul kehidupan sederhana seperti mikroorganisme, ikan, amfibi, dan reptil.
- Di Indonesia, zaman ini belum banyak ditemukan peninggalannya karena sebagian besar masih berupa lautan.
2. Zaman Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan/Zaman Reptil)
- Berlangsung sekitar 140 juta tahun.
- Dikenal sebagai zaman dinosaurus.
- Iklim bumi mulai stabil, hutan-hutan besar terbentuk.
- Di Indonesia, peninggalan zaman ini juga masih sedikit.
3. Zaman Neozoikum (Zaman Kehidupan Baru)
- Berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu hingga sekarang.
- Dinosaurus punah, mamalia berkembang pesat.
- Zaman ini dibagi lagi menjadi dua kala penting:
- Tersier: Munculnya kera dan primata.
- Kuarter: Inilah zaman yang sangat penting bagi sejarah manusia, karena pada kala ini mulai muncul kehidupan manusia purba. Kala Kuarter dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
- Pleistosen (Diluvium): Zaman es, banyak terjadi perpindahan manusia purba.
- Holosen (Alluvium): Zaman setelah es mencair, manusia modern (Homo Sapiens) mulai berkembang.
B. Berdasarkan Ilmu Arkeologi (Peninggalan Benda Budaya)
Ilmu arkeologi mempelajari peninggalan-peninggalan budaya purba. Berdasarkan peninggalan alat-alat yang digunakan manusia, zaman prasejarah dibagi menjadi:
1. Zaman Batu
Zaman ini adalah periode di mana alat-alat yang digunakan manusia purba sebagian besar terbuat dari batu.
Ciri-ciri:
- Manusia masih hidup berpindah-pindah (nomaden).
- Bergantung sepenuhnya pada alam dengan cara berburu dan meramu (food gathering).
- Alat-alat batu masih sangat kasar, belum diasah.
Manusia Purba: Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Erectus, Homo Erectus.
Alat-alat:
- Kapak perimbas/Kapak genggam: Digunakan untuk memotong, menguliti hewan, dan menggali tanah.
- Alat serpih (flakes): Alat-alat kecil dari pecahan batu yang tajam.
- Alat-alat dari tulang: Digunakan sebagai alat penusuk, penggaruk.
Lokasi Penemuan: Sangiran (Jawa Tengah), Pacitan (Jawa Timur), Ngandong (Jawa Timur).
Ciri-ciri:
- Manusia mulai hidup semi-menetap di gua-gua atau tepi pantai.
- Mulai mengenal bercocok tanam sederhana dan memelihara hewan.
- Alat-alat batu sudah mulai diasah bagian tertentu, lebih halus dari Paleolitikum.
Manusia Purba: Ras Papua Melanesoid, Nenek Moyang Bangsa Indonesia.
Peninggalan Khas:
- Kjokkenmoddinger (sampah dapur): Tumpukan kulit kerang dan siput yang menggunung di tepi pantai, menunjukkan tempat tinggal mereka.
- Abris Sous Roche (gua): Gua-gua yang dijadikan tempat tinggal dan ditemukan alat-alat di dalamnya.
Alat-alat:
- Kapak Sumatera (pebble): Kapak genggam yang sudah lebih halus.
- Mata panah dari batu.
- Alat-alat dari tulang dan tanduk.
- Pecahan tembikar.
Ciri-ciri:
- Terjadi Revolusi Pertanian, manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam secara teratur (food producing).
- Mulai membangun desa-desa sederhana.
- Alat-alat batu sudah diasah halus seluruhnya, lebih rapi dan tajam.
- Mulai mengenal sistem kepercayaan sederhana (animisme, dinamisme).
Manusia Purba: Nenek Moyang Bangsa Indonesia (ras Proto Melayu).
Alat-alat:
- Kapak persegi: Berbentuk persegi panjang atau trapesium, diasah halus. Digunakan untuk pertanian.
- Kapak lonjong: Berbentuk lonjong, diasah halus. Digunakan untuk pertanian.
- Pakaian dari kulit kayu.
- Perhiasan dari batu dan kerang.
- Tembikar (gerabah).
Ciri-ciri:
- Berkembang pada akhir Neolitikum hingga awal Zaman Logam.
- Manusia mulai membangun bangunan-bangunan besar dari batu.
- Berkaitan erat dengan sistem kepercayaan animisme dan dinamisme, sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau upacara kesuburan.
Peninggalan Khas:
- Menhir: Tugu batu tunggal yang tegak, sebagai tanda penghormatan roh nenek moyang.
- Dolmen: Meja batu besar berkaki, sebagai tempat sesaji atau kuburan.
- Sarkofagus: Peti mati batu besar berbentuk lesung.
- Kubur Batu: Peti mati dari lempengan batu.
- Punden Berundak: Bangunan bertingkat-tingkat dari batu, sebagai tempat pemujaan.
- Arca Batu: Patung-patung dari batu yang menggambarkan manusia atau hewan.
2. Zaman Logam (Perundagian)
Zaman ini ditandai dengan kemampuan manusia untuk membuat alat-alat dari logam, seperti perunggu dan besi. Di Indonesia, Zaman Logam didominasi oleh penggunaan perunggu.
Ciri-ciri:
- Manusia sudah mengenal teknik peleburan logam.
- Kehidupan sosial semakin teratur, muncul golongan-golongan dalam masyarakat (undagi/ahli).
- Sistem perdagangan barter semakin berkembang.
Teknik Pembuatan Logam:
- Teknik Bivalve (cetakan setangkup): Menggunakan dua cetakan yang dapat dibuka-tutup.
- Teknik A Cire Perdue (cetakan lilin/tuang hilang): Membuat model dari lilin, ditutup tanah liat, dipanaskan hingga lilin meleleh, lalu cairan logam dituangkan.
Peninggalan Khas:
- Nekara: Genderang besar dari perunggu, digunakan dalam upacara keagamaan atau sebagai mas kawin.
- Moko: Nekara berukuran kecil, khas dari Alor.
- Kapak Corong (Kapak Perunggu): Kapak yang bagian atasnya berbentuk corong.
- Bejana Perunggu: Wadah dari perunggu.
- Arca Perunggu: Patung-patung kecil dari perunggu.
- Perhiasan Perunggu: Gelang, cincin, kalung.
Manusia Purba di Indonesia
Indonesia adalah salah satu lokasi penting penemuan fosil manusia purba di dunia. Beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia antara lain:
1. Meganthropus Paleojavanicus
Manusia raksasa dari Jawa kuno, ditemukan di Sangiran. Diperkirakan hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.
2. Pithecanthropus Erectus
Manusia kera berjalan tegak, ditemukan di Trinil oleh Eugene Dubois. Diperkirakan hidup sekitar 1 juta tahun yang lalu.
3. Homo Erectus
Nama baru untuk Pithecanthropus Erectus, menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari spesies Homo yang lebih luas.
4. Homo Soloensis
Manusia dari Solo, ditemukan di Ngandong.
5. Homo Wajakensis
Manusia dari Wajak, ditemukan di Wajak, Tulungagung.
6. Homo Floresiensis
Manusia kerdil dari Flores (dijuluki "Hobbit"), ditemukan di Liang Bua, Flores.
Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Prasejarah
Perkembangan kehidupan masyarakat prasejarah dapat dilihat dari perubahan pola hidup mereka:
Peninggalan Penting Zaman Prasejarah di Indonesia
Selain alat-alat dan fosil manusia purba, beberapa peninggalan penting lainnya meliputi:
Situs Sangiran
Salah satu situs manusia purba terpenting di dunia, diakui UNESCO.
Situs Liang Bua (Flores)
Tempat penemuan Homo Floresiensis.
Situs Gua Leang-Leang (Sulawesi)
Ditemukan lukisan tangan di dinding gua.
Situs Gunung Padang (Jawa Barat)
Struktur megalitikum yang besar.
Penutup
Mempelajari zaman prasejarah membuka wawasan kita tentang bagaimana manusia pertama kali hidup, beradaptasi dengan lingkungan, dan mengembangkan kebudayaan. Peninggalan-peninggalan dari masa ini adalah bukti nyata perjalanan panjang peradaban manusia di Indonesia.
Dengan memahami masa lalu, kita bisa lebih menghargai perkembangan yang telah dicapai dan belajar dari cara hidup nenek moyang kita.