Konsep Dasar Ilmu Ekonomi - Materi Ekonomi Kelas X Semester 1 Kurikulum Merdeka

 

Interaktif: Konsep Dasar Ilmu Ekonomi Kelas 10

Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

Pendahuluan: Mengapa Kita Belajar Ekonomi?

Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan pada berbagai pilihan. Misalnya, apakah uang saku kita akan digunakan untuk membeli makanan, menabung, atau membeli kuota internet? Keputusan-keputusan ini adalah bagian dari masalah ekonomi yang akan kita pelajari.

Mempelajari ilmu ekonomi akan membantu kita dalam membuat keputusan yang lebih baik sebagai individu, anggota keluarga, maupun warga negara. Kita akan memahami bagaimana sumber daya dialokasikan, mengapa harga barang berubah, dan bagaimana kebijakan pemerintah dapat memengaruhi kehidupan kita.

A. Pengertian Ilmu Ekonomi

Kata "Ekonomi" berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikonomia atau oikos (rumah tangga) dan nomos (aturan). Jadi, secara harfiah, ekonomi berarti "aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga".

Ilmu Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam mengelola sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas, serta bagaimana individu dan masyarakat membuat pilihan di tengah kelangkaan.

Beberapa ahli ekonomi juga memberikan definisi:

Alfred Marshall: Ilmu ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam urusan hidup sehari-hari.
Paul A. Samuelson: Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi komoditas yang berharga dan mendistribusikannya di antara orang yang berbeda.

B. Masalah Ekonomi: Kelangkaan (Scarcity) dan Kebutuhan

Inti dari masalah ekonomi adalah kelangkaan (scarcity). Kelangkaan muncul karena:

  1. Kebutuhan manusia tidak terbatas.
  2. Alat pemuas kebutuhan (sumber daya) terbatas.

Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi semua keinginan dan kebutuhan kita. Ini bukan berarti sumber daya tidak ada, tetapi jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan manusia.

Contoh Kelangkaan:

  • Air bersih di daerah perkotaan yang padat.
  • Lahan pertanian yang semakin sempit karena pembangunan.
  • Waktu yang terbatas untuk menyelesaikan semua tugas.

C. Kebutuhan Manusia

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mencapai kemakmuran. Kebutuhan bersifat tidak terbatas dan terus berkembang seiring dengan perkembangan peradaban dan teknologi. Berikut adalah jenis-jenis kebutuhan manusia, klik setiap kategori untuk melihat detailnya:

1. Menurut Intensitas (Tingkat Kepentingan)

Kebutuhan Primer: Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup. Jika tidak dipenuhi, kelangsungan hidup terancam. Contoh: Pangan (makanan), Sandang (pakaian), Papan (tempat tinggal).

Kebutuhan Sekunder: Kebutuhan yang muncul setelah kebutuhan primer terpenuhi. Bersifat pelengkap dan meningkatkan kenyamanan hidup. Contoh: Meja, kursi, televisi, alat transportasi.

Kebutuhan Tersier (Mewah): Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Bertujuan untuk menunjukkan status sosial atau kepuasan pribadi. Contoh: Mobil mewah, perhiasan, liburan ke luar negeri.

2. Menurut Sifat

Kebutuhan Jasmani: Kebutuhan yang berkaitan dengan fisik atau tubuh manusia. Contoh: Makanan, olahraga, istirahat, pakaian.

Kebutuhan Rohani: Kebutuhan yang berkaitan dengan jiwa atau batin manusia. Contoh: Pendidikan, ibadah, rekreasi, kasih sayang, hiburan.

3. Menurut Waktu

Kebutuhan Sekarang: Kebutuhan yang harus dipenuhi saat ini juga dan tidak dapat ditunda. Contoh: Obat saat sakit, makanan saat lapar.

Kebutuhan Masa Depan: Kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda dan dipersiapkan untuk masa yang akan datang. Contoh: Tabungan pendidikan, asuransi, investasi.

4. Menurut Subjek

Kebutuhan Individu: Kebutuhan yang dirasakan oleh setiap orang secara pribadi dan berbeda-beda. Contoh: Buku pelajaran bagi siswa, alat rias bagi penata rias.

Kebutuhan Kolektif (Bersama): Kebutuhan yang digunakan untuk kepentingan bersama atau masyarakat luas. Contoh: Jalan raya, jembatan, rumah sakit, sekolah.

D. Alat Pemuas Kebutuhan: Barang dan Jasa

Alat pemuas kebutuhan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dapat berupa barang atau jasa. Klik untuk melihat detailnya:

1. Barang

Segala sesuatu yang berwujud dan dapat diraba.

Menurut Cara Memperoleh:

  • Barang Ekonomi: Barang yang untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan (uang, waktu, tenaga). Jumlahnya terbatas. Contoh: Makanan, pakaian, rumah.
  • Barang Bebas: Barang yang tersedia melimpah di alam dan untuk memperolehnya tidak memerlukan pengorbanan. Contoh: Udara, sinar matahari, air di pegunungan.
  • Barang Illith: Barang yang jika jumlahnya terlalu banyak justru merugikan. Contoh: Air saat banjir, api saat kebakaran.

Menurut Kegunaan:

  • Barang Konsumsi: Barang yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh: Nasi, baju, pensil.
  • Barang Produksi (Modal): Barang yang digunakan untuk menghasilkan barang lain. Contoh: Mesin pabrik, tanah, gedung.

Menurut Hubungan dengan Barang Lain:

  • Barang Substitusi: Barang yang dapat menggantikan fungsi barang lain. Contoh: Nasi diganti singkong, gula diganti madu.
  • Barang Komplementer: Barang yang akan berfungsi optimal jika digunakan bersama dengan barang lain. Contoh: Motor dengan bensin, kopi dengan gula.
2. Jasa

Segala sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat memberikan kepuasan atau memenuhi kebutuhan. Contoh: Jasa dokter, jasa guru, jasa transportasi, jasa potong rambut.

E. Pilihan dan Skala Prioritas

Karena adanya kelangkaan, manusia harus membuat pilihan. Setiap pilihan memiliki konsekuensi.

Skala Prioritas adalah daftar urutan kebutuhan yang disusun berdasarkan tingkat kepentingannya, dari yang paling mendesak hingga yang kurang mendesak. Ini membantu kita dalam mengelola sumber daya yang terbatas.

Langkah Menyusun Skala Prioritas:

  1. Identifikasi semua kebutuhan yang ada.
  2. Tentukan tingkat kepentingan setiap kebutuhan.
  3. Susun kebutuhan dari yang paling penting/mendesak ke yang kurang penting.
  4. Pertimbangkan kemampuan sumber daya yang dimiliki.

F. Biaya Peluang (Opportunity Cost)

Biaya Peluang (Opportunity Cost) adalah nilai barang atau jasa terbaik yang harus dikorbankan karena memilih alternatif lain. Ini adalah keuntungan yang dilepaskan ketika kita memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan yang ada.

Contoh Biaya Peluang:

  • Jika Anda memiliki uang Rp 100.000 dan memilih membeli buku daripada membeli tiket bioskop, maka biaya peluang Anda adalah kesenangan menonton bioskop.
  • Jika seorang lulusan SMA memilih bekerja dengan gaji Rp 3 juta/bulan daripada melanjutkan kuliah yang biayanya Rp 2 juta/bulan, maka biaya peluang dari bekerja adalah kesempatan mendapatkan ilmu dan gelar sarjana.

G. Prinsip Ekonomi

Prinsip Ekonomi adalah pedoman atau tindakan yang dilakukan untuk mencapai hasil maksimal dengan pengorbanan tertentu, atau mencapai hasil tertentu dengan pengorbanan seminimal mungkin.

Ciri-ciri Orang yang Berpegang pada Prinsip Ekonomi:

  • Selalu bertindak rasional.
  • Selalu memperhitungkan untung rugi.
  • Membuat skala prioritas.
  • Mempertimbangkan biaya peluang.
  • Berpikir efisien dan efektif.

H. Motif Ekonomi

Motif Ekonomi adalah dorongan yang menyebabkan manusia melakukan tindakan ekonomi.

Jenis-jenis Motif Ekonomi:

  1. Motif Memenuhi Kebutuhan: Dorongan paling dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup.
  2. Motif Berhemat: Dorongan untuk menggunakan sumber daya secara efisien agar tidak boros.
  3. Motif Berjaga-jaga: Dorongan untuk menabung atau menyimpan sebagian pendapatan untuk kebutuhan tak terduga di masa depan.
  4. Motif Berbuat Sosial: Dorongan untuk membantu sesama atau melakukan kegiatan amal.
  5. Motif Memperoleh Keuntungan: Dorongan utama bagi produsen atau pengusaha untuk mendapatkan laba.
  6. Motif Memperoleh Kekuasaan Ekonomi: Dorongan untuk menguasai pasar atau memiliki pengaruh besar dalam perekonomian.

I. Pembagian Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi dapat dibagi menjadi beberapa cabang untuk memudahkan analisis. Klik setiap cabang untuk detailnya:

1. Ilmu Ekonomi Deskriptif

Menggambarkan fakta-fakta ekonomi yang terjadi di masyarakat. Contoh: Kondisi pertanian di Indonesia, sejarah krisis moneter 1998.

2. Ilmu Ekonomi Teori

Menganalisis hubungan sebab-akibat dari peristiwa ekonomi, merumuskan hukum-hukum ekonomi.

Ekonomi Mikro: Mempelajari perilaku ekonomi individu (konsumen, produsen) dan unit-unit kecil dalam perekonomian. Contoh: Teori permintaan dan penawaran, perilaku konsumen, struktur pasar.

Ekonomi Makro: Mempelajari perilaku ekonomi secara keseluruhan atau agregat. Contoh: Pendapatan nasional, inflasi, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, kebijakan fiskal dan moneter.

3. Ilmu Ekonomi Terapan

Menggunakan hasil kajian ekonomi teori untuk memecahkan masalah ekonomi praktis. Contoh: Ekonomi Pembangunan, Ekonomi Moneter, Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Internasional.

J. Metode Ilmiah dalam Ekonomi

Ilmu ekonomi menggunakan metode ilmiah dalam pendekatannya, yang meliputi:

  1. Observasi: Mengumpulkan data dan fakta ekonomi.
  2. Perumusan Hipotesis: Membuat dugaan sementara tentang hubungan antar variabel ekonomi.
  3. Verifikasi (Pengujian): Menguji hipotesis dengan data dan analisis statistik.
  4. Perumusan Teori/Hukum: Jika hipotesis terbukti benar, dapat dirumuskan menjadi teori atau hukum ekonomi.
  5. Penerapan Kebijakan: Menggunakan teori untuk merumuskan kebijakan ekonomi.

Penutup

Bab 1 tentang Konsep Dasar Ilmu Ekonomi ini adalah fondasi penting untuk memahami bab-bab selanjutnya. Dengan memahami kelangkaan, kebutuhan, pilihan, biaya peluang, serta prinsip dan motif ekonomi, kita akan memiliki kerangka berpikir yang kuat untuk menganalisis berbagai fenomena ekonomi di sekitar kita.

Ingatlah bahwa ilmu ekonomi bukan hanya tentang uang, tetapi tentang bagaimana kita membuat keputusan cerdas dalam menghadapi keterbatasan.

Post a Comment

Previous Post Next Post