Berpikir Kritis Dan Memecahkan Masalah - Implementasi Kurikulum Merdeka

Di pelajaran kedua dari program semangat guru 2, ada matei tentang Berfikir Kritis dan Menyelesaikan Masalah.


Berpikir kritis adalah jenis pemikiran di mana Anda mempertanyakan, menganalisis, menafsirkan, mengevaluasi, dan membuat penilaian tentang apa yang Anda baca, dengar, katakan, atau tulis. Istilah kritis berasal dari bahasa Yunani kritikos yang berarti “mampu menilai atau membedakan”.

Berpikir kritis yang baik adalah tentang membuat penilaian yang dapat diandalkan berdasarkan informasi yang dapat diandalkan.

Menerapkan berpikir kritis tidak berarti menjadi negatif atau berfokus pada kesalahan. Itu berarti mampu mengklarifikasi pemikiran Anda sehingga Anda dapat memecah masalah atau sepotong informasi, menafsirkannya dan menggunakan interpretasi itu untuk sampai pada keputusan atau penilaian yang diinformasikan (misalnya merancang jembatan, menanggapi opini atau pemahaman motivasi politik).

Orang yang menerapkan berpikir kritis secara konsisten dikatakan memiliki pola pikir berpikir kritis, tetapi tidak ada orang yang terlahir seperti ini. Ini adalah atribut yang dipelajari dan ditingkatkan melalui latihan dan aplikasi.

Dalam konteks akademis, berpikir kritis paling sering dikaitkan dengan argumen. Anda mungkin diminta untuk berpikir kritis tentang argumen orang lain atau membuat argumen Anda sendiri. Untuk menjadi pemikir kritis yang lebih baik, Anda perlu belajar bagaimana:

Seorang pemimpin adalah seorang yang tekun dan meyakini bahwa keputusannya selalu mempengaruhi orang banyak bahkan secara prinsip orang lain bergantung pada keputusan.


Pemimpin inilah yang membuat dan mengambil keputusan menjadi keterampilan yang sangat vital bagi seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan secermat mungkin.

Mengambil keputusan cermat mungkin itu bukan berarti secepat mungkin malah sebaliknya, berpikir kritis dimulai dengan menunda keputusan terlebih dahulu.

Otak manusia bekerja sangat cepat tapi tidak selalu tepat, ketika mengambil keputusan yang sangat cepat, otak kita fokus kepada pertimbangan tertentu dan mengabaikan pertimbangan-pertimbangan lain, dengan menginjak rem kita menyembuhkan kembali kepada otak kita kesempatan untuk menengok ulang dengan pertimbangan yang tadi.

Mengapa para pemikir kritis ia berbeda dengan pemikiran yang tidak kritis, orang-orang yang tidak melihat suatu ancaman saja sementara para pemikir juga melihat ada peluang orang-orang yang tidak berpikir kritis langsung saja menyimpulkan bahwa ada 1 peluang pemikir kritis juga melihat ada resiko dalam mereka berpikir secara lebih lengkap bukan karena mereka tahu lebih banyak tapi mereka sanggup untuk mengatakan pada diri mereka sendiri bahwa kesan pertama terhadap suatu kejadian atau suatu stimulus tidak langsung menjadi mereka sanggup untuk menahan diri dulu dan mengkaji kembali apa yang untungnya mereka.

Hal ini tidak berarti bahwa pemikiran lambat dalam berpikir justru semakin terlatih, proses injak rem dan meninjau ulang keputusan ini akan kemudian kita sendiri semakin peka pada suatu saat terlihat cepat lelah pertimbangkan jauh lebih banyak dibandingkan mereka yang sudah berpikir kritis.

Beginilah kualitas yang kita lihat dari seorang. Bapak dan ibu diperkenalkan Bagaimana menemukan informasi yang kita abaikan demi mengambil keputusan yang tepat secara baik. 

Bapa Dan ibu akan mengalami sendiri bagaimana ide baru bermunculan pada saat meninjau ulang ini temuan, ketika meninjau ulang itu adalah cikal bakal seorang pemimpin yang penuh bahwa keputusan yang ia harus buat punya pengaruh yang lebih luas dari yang diambil sekarang sebelum selama dan mengajarkannya kepada peserta didik.


Source : https://www.monash.edu/learnhq

               https://gurubelajar-pdsg.simpkb.id/courses/program-semangat-guru-2-1/lessons/berpikir-kritis-penyelesaian-masalah/

Terimaksih Semoga Bermanfaat !


Post a Comment

Previous Post Next Post