Mendidik Menyeluruh : Praktik Mengajar Kurikulum Merdeka

Salam dan bahagia !

Ibu dan Bapak Guru Selamat datang di modul mendidik dan mengajar. 

Modul ini terdiri dari beberapa materi yang akan kita pelajari bersama kali ini kita akan membahas materi mendidik berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara agar kita dapat memahami gagasan-gagasan Ki Hajar Dewantara mengenai tujuan pendidikan nasional.

Ibu dan bapak guru pemahaman terhadap kata pendidikan dan pengajaran kadang masih membingungkan penggabungan istilah tersebut dapat mengaburkan pengertian yang sesungguhnya.


Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi kehidupan anak-anak secara lahir maupun batin, maka pengajaran merupakan salah satu bagian dari pendidikan. Sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan.

Sementara pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrumen tumbuhnya unsur peradaban agar kebudayaan yang kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan.

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan pendidikan sebagai tuntunan yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid maka mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik itu sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Ibu dan bapak guru murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kehendak untuk mereka hidup dan tumbuh tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid yang bisa dilakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti pikiran dan jasmani agar dapat memperbaiki perilakunya bukan dasar hidup dan tubuhnya itu.

Layaknya seorang petani yang menanam padi Ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi mengusahakan kondisi yang terbaik agar Padi dapat tumbuh sesuai dengan kodratnya. Petani mungkin dapat memperbaiki keadaan tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman padi yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara, bagaimanapun ikhtiar yang terbaik yang dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi tidak akan dapat membuat tanaman padi itu tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.

Seperti itulah Peran pendidik yang bisa menuntut agar murid bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya, pendidikan Tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid tapi juga mendidik keterampilan, berpikir, mengembangkan kecerdasan batin dan pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Ibu dan bapak guru, ilmu dan pengetahuan sangat diperlukan sebagai bagian dari pendidikan sebagai kunci untuk mengasah keterampilan berpikir, memajukan kecerdasan batin dan melancarkan hidup penuh, oleh karenanya pendidikan, pikiran atau intelektual murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya dan selebar-lebarnya agar murid dapat mewujudkan kehidupan lahir dan batin dengan sebaik-baiknya.

Sebagai pendidik kita perlu cermat dalam menempatkan pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks pendidikan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya atau kultural nasional yang akan melengkapi, mempertajam dan memperkaya pendidikan keterampilan berpikir murid.

Setiap Murid memiliki kekuatan-kekuatan yang memerlukan tuntunan orang dewasa, menuntun potensi murid, bertujuan agar ia semakin baik ahlaknya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas, sehingga ia terlindungi dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan intinya. 

Ada murid yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan tumbuhan yang baik sehingga Ia cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan atau potensinya dengan akses. Ada juga murid yang mendapatkan tuntunan dengan baik namun kekuatan atau potensinya tidak dapat tumbuh atau berkembang karena adanya pengaruh pengaruh yang membatasi tumbuh kembangnya potensi yang ia miliki.

Sebagai orang dewasa kita dapat berupaya membangun dan menjaga suasana lingkungan yang kondusif agar setiap murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya 

Seumpama dua garis yang saling tarik-menarik dan saling mempengaruhi yang pada akhirnya berujung menjadi 12 garis. Itu adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari motif dan garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang, kedua dari sisi saling berhubungan yang menurut ilmu pendidikan disebut konvergensi , buah dari tuntunan kepada murid adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan kebudayaan bangsa yang menjadi ciri khas dan dasar perubahan zaman di tengah-tengah kebudayaan kebudayaan negara lain membuat kita kadang-kadang khawatir akan arusnya kebudayaan kita, meskipun adat istiadat atau kebiasaan di masyarakat berubah karena akal budi manusia juga berkembang.

Kebudayaan Bangsa Indonesia akan tetap ada menjadi pilar utama dalam memajukan pendidikan nasional, contohnya kebudayaan gotong royong, membersihkan dan menghias kelas serta sekolah yang melibatkan murid dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan sosial emosional.

Guru dapat memberikan praktik pembelajaran yang mengembangkan kerjasama empati, menghargai sesama dan berkontribusi sosial kepada sesama, sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayaan kebudayaan bangsa yang jika terus-menerus ditumbuhkan Maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat dan tentu saja akan membantu murid atas kehidupan dan penghidupannya.

Dan yang paling utama dan yang paling penting yang dapat membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia.

Lalu bagaimana dengan pembelajaran di kelas kita ?

Saat ini apakah kita sudah mendidik anak dengan menyeluruh atau mungkin kita hanya sebatas mengajar ?

Mari kita refleksikan bersama-sama salam dan bahagia ibu bapak guru hebat dalam pembelajaran di era digital ini.

Untuk lebih jelasnya silahkan tonton videonya Berikut ini :

https://youtu.be/R3jMf0-SzCI

Referensi:

Ki Hadjar Dewantara - Ki Hadjar Dewantara (Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka). Cetakan ke 5: 2013.

Penerbit:

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa bekerja sama dengan Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa 2013


Post a Comment

Previous Post Next Post