Cara Nonton Film Marlina (Si pembunuh dalam empat babak)

 

Ada satu film yang saya rekomendsaikan buat teman teman, film ini memiliki banyak genre dan arus yang kuat dari perjuangan dan ketangguhan sosok Wanita, ya Wanita adalah penyokong laki laki ampai kapanpun, Wanita ini sangat berani, kuat dan rela berjuang untuk mendapatkan keadilan, dan berusaha untuk menebus setiap detail kesalahan dalam tindakannya.

Film ini banyak mengandung pelajaran berharga untuk selalu bersyukur saat menjalani kehidupan kita walau seadanya, pantas saja film ini masuk banyak nominasi penghargaan, dan bahkan sudah bisa disaksikan di layanan streaming terkenal NETFLIX.

Pensaran dengan alurnya ! Ceritanya ! yups, disini saya akan ngasih sedikit gambaran buat teman teman sebelum melakukan aksi untuk menonton filmnya.

Mari kita simak !

Suatu hari di sebuah padang sabana Sumba, Indonesia, Sekelompok  tujuh perampok mendatangi rumah seorang janda bernama Marlina (Marsha Timothy).

Mereka mengancam nyawa, harta dan juga kehormatan Marlina dihadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi duduk di pojok ruangan. Keesokan harinya dalam sebuah perjalanan demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina membawa kepala dari bos perampok, Markus (Egi Fedly), yang ia penggal tadi malam.

Marlina kemudian bertemu Novi (Dea Panendra), yang menunggu kelahiran bayinya, dan Franz (Yoga Pratama), yang menginginkan kepala Markus kembali. Markus yang tak berkepala juga berjalan menguntit Marlina.

Cerita yang disajikan dalam film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak memang dipenuhi dengan kritik-kritik sosial. Secara garis besar, film ini mengangkat tema mengenai para perempuan yang seringkali hanya menjadi obyek para pria. Bahkan suara mereka pun seringkali tak didengar, terlebih para wanita di daerah pedalaman. Wanita di film ini dikisahkan sulit mendapat keadilan.

Sosok Marlina dalam film ini seolah menjadi representasi mengenai bagaimana sulitnya para kaum perempuan untuk mendapatkan hak-hak atas diri dan tubuh mereka. Selain kritik sosial mengenai perempuan, film ini juga menyelipkan kritik sosial mengenai kesenjangan sosial yang terjadi di wilayah pedalaman Indonesia.



Sosok-sosok dalam film ini diceritakan tinggal di pedalaman dengan kehidupan ekonomi kelas bawah. Bahkan, Marlina tak memiliki biaya untuk memakamkan jasad sang suami hingga ia hanya menaruhnya menjadi mumi di sudut rumahnya. Begitu pula dengan akses transportasi disana yang begitu sulit didapatkan hingga Marlina harus menunggu truk yang lewat untuk bisa menumpang.

Buat teman teman yang penasaran dengan filmnya silahkan klik aja salahsatu link dibawah ini untuk menontonnya, terimakasih

Link Nonton 1

Link Nonton 2

Link Nonton 3

silahkan pilih aja salahsatu link diatas, lalu klik.



Post a Comment

Previous Post Next Post